Kali ini, Team Akizaku SEO akan membahas mengenai tentang Optimasi SEO dengan Keyword Density dengan faktor risikonya yang ditimbulkan olehnya.
Pembahasan
Dalam praktik search engine optimization (SEO) sebaiknya kita belajar mengenai bagaimana cara mesin mbah Google bekerja.
Ada banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menjadikan website kita masuk di halaman pertama hasil pencarian Google.
Dalam kesempatan sebelumnya, kita pernah membahas mengenai meta title dan meta description.
Salah satu faktor yang penting dalam SEO adalah kemunculan kata kunci dalam website.
Mengapa Kita Perlu Mengukur Keyword Density yang Baik?
Alasan mengapa kita harus memunculkan kata kunci adalah algoritma Google [kode orang dalam].
Pada dasarnya, hasil pencarian Google ditentukan oleh robot.
Kemudian, hasil pencarian yang paling relevan akan berada pada ranking atas (ditampilkan di halaman awal atau baris awal).
Relevan atau tidaknya bergantung pada beberapa faktor, seperti:
- Umur halaman web,
- Konten halaman web lainnya yang serupa, dan
- Penghitungan keyword density.
Pengertian dan Cara Menghitungnya
Keyword density berarti persentase kemunculan kata kunci pada website kita dari keseluruhan konten.
Cara menghitung keyword density sederhana
- Pertama-tama lakukan identifikasi kata kunci atau frase utama dalam halaman web kita kemudian hitung jumlahnya.
- Hitung juga jumlah keseluruhan kata yang ada di website.
- Kemudian, kita hanya perlu membagi jumlah kemunculan kata kunci dengan jumlah keseluruhan kata yang ada.
- Terakhir, kalikan hasil bagi dengan 100%.
Atau pakai alat SEO,seperti SEOQuake, Meta SEO Inspector, SEMrush, Ahrefs, Keywordtool.io, dan lain sebagainya.
Pedoman
Sebenarnya tidak ada aturan baku untuk kemunculan kata kunci pada website.
Namun, kemunculan kata kunci tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak.
Jika kata kunci muncul terlalu sedikit, kemungkinan Google akan melihat website kita tidak relevan untuk ranking atas pencarian.
Sebaliknya, jika terlalu banyak, mungkin saja Google menganggap kita menyalahi aturannya dan dianggap melakukan keyword stuffing.
Faktor Risiko
Keyword stuffing berarti praktik memunculkan kata kunci terus menerus secara berlebihan.
Praktik ini membuat website berisiko mendapatkan penalti dari Google [Resign dari Mesin Pencari Mbah Google].
Tidak hanya buruk karena melanggar peraturan, tapi juga buruk dari segi konten untuk dibaca pengguna biasa.
Biasanya orang yang melakukan keyword stuffing tanpa mempedulikan makna atau susunan kalimat.
Hal ini membuat pengguna internet tidak tertarik dan enggan membaca konten halaman web kita.
Maka dari itu, lebih baik memunculkan kata kunci seperlunya atau dengan hitungan keyword density yang baik dan benar.
Metode yang Lebih Rinci
Ada cara yang lebih kompleks untuk mengukur keyword density.
Misalnya dengan TF-IDF.
TF-IDF adalah singkatan dari term frequency–inverse document frequency.
Namun, penghitungannya cukup rumit.
Untuk pemula, cara lebih sederhana bisa menjadi pilihan.
Misalnya dengan hanya menghitung persentase saja.
Meski demikian, tidak pernah ada angka keyword density yang pasti harus berapa persen.
Bahkan, kabar terakhir, banyak yang menemukan bahwa keyword density tidak lagi berpengaruh terhadap SEO.
Referensi (resource):
- Optimasi SEO dengan Keyword Density & Risikonya – PAKAR Jasa. PAKAR Jasa. Published August 23, 2019. Accessed April 10, 2022. https://pakarjasa.co.id/blog/optimasi-seo-keyword-density/